Wednesday, January 03, 2007

Hewan Kurban Masuk Surga...?

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, keluarga besar gw melaksanakan potong hewan kurban di Hari Raya Idul Adha ini. Pelaksanaan pemotongan dan pembagian kurban, tidak ada yang istimewa. Gw kira sama saja seperti yang terjadi di banyak tempat. Tapi yang ingin diceritakan di sini adalah percakapan yang terjadi antara kedua anak gw (Sasha, 10 thn; dan Ivan, 6 thn). Ketika itu kami sedang dalam perjalanan ke mesjid untuk sholat ied.

Ivan: Nanti abis sholat di mesjid kita ngapain?

Sasha: Kita potong sapi sama kambing buat kurban.

Ivan: Dimana?

Sasha: Di mesjid.

Kemudian kami melewati salah satu mesjid dan tampak beberapa ekor sapi dan kambing diikat di halaman mesjid tersebut.

Ivan: Itu sapi dan kambing yang mau dipotong juga?

Sasha: Iya.

Ivan: Kasian ya, pasti pada ketakutan sapi dan kambingnya.

Sasha: Ah enggak.

Ivan: Kan sebentar lagi mau dipotong. Kan sakit dipotong itu, terus mati deh sapi sama kambingnya.

Sasha: Eh, bukan begitu. Sapi dan kambing itu malah seneng. Soalnya mereka kan dipotong untuk kurban. Mereka dapat pahala, terus masuk surga deh…

Gw tersenyum dalam hati mendengar percakapan mereka. Mungkin masih ada yang salah dalam pengertian mereka (emang binatang bakalan masuk surga atau neraka kalau sudah mati…? Mmm…jadi kepikiran. Menurut teman-teman blogger gimana?). Tapi paling tidak mereka sudah belajar, bahwa potong kurban itu tidak bermaksud untuk menyakiti binatang (bahkan menurut mereka membuat binatang itu senang karena akan masuk surga). Gw tidak berani menyela pada saat itu, karena takut salah. Gw yakin ‘keyakinan’ seperti itu mereka dapatkan dari gurunya di sekolah atau guru ngajinya. Mungkin memang perlu diluruskan, bahwa yang akan mendapat pahala itu (insyaAllah) manusianya yang berkurban bukan binatangnya. Toh beberapa binatang (seperti: sapi, kambing, ayam, ikan) memiliki salah satu fungsi sebagai makanan manusia (dan sebelum dimakan harus dipotong/disembelih dulu kan, walaupun bukan untuk kurban). Tapi dengan berjalannya waktu, gw percaya mereka akan mendapatkannya. Sekarang gw rasa belum waktunya…


Selamat Hari Raya Idul Adha bagi yang merayakannya…

9 comments:

ratnaningsih said...

saya dulu ketika kecil juga berfikir kayak gitu? lupa tuh siapa yang kasih tau. dan sekarang kasih tahu naufal sama deh.biar mau makan daging cos ada anak tetangga yang kasihan lihat kambing disembelih jadi tidak mau makan dagingnya.

Anonymous said...

Kadang kita harus "membiarkan" anak kita mengembangkan sendiri imajinasinya, bebas....
karena kelak ketika dewasa, dia tau batasannya.

Diyan said...

hehehe lucu2 banget ya mbak komentarnya. Polos :D biarin aja mbak, toh ntar kalo udah gede mereka akan lebih tau akan hal ini. Biarin aja mereka dengan dunianya, dengan segala kelucuan dan keluguannya :D

Leny Puspadewi said...

Ratnaningsih >> Iya, ya. Repot juga kalo pada mogok makan daging gara2 kasihan liat binatangnya disembelih...:)

Cahyo >> Betul, makanya aku juga membiarkan mereka untuk tetap berpikiran seperti itu, selama hal tersebut tidak membahayakan mereka tentunya.

Diyan >> Begitulah anak-anak, seringkali 'kepolosan' mereka membuat kita semakin sayang sama mereka.

Zilko said...

hahaha, ga ngerti saya... :D

Met Idul Adha yaa

Leny Puspadewi said...

Zilko >> Ga ngerti ya...Ga pa-pa deh..:)

Makasih ya...;)

Anonymous said...

Binatang sembelihan untuk kurban itu betul turut bergembira karena dikurbankan. Setiap bulu yang melekat dan setiap tetesan darah insyaallah adalah pahala bagi yang berkurban.

Niwei....ortu mereka berdua ckp berhasil menanamkam 'bibit' itu... :-)

Anonymous said...

hewan kurban disembelih...sampai sekarang saya suka nangis terharu ngeliat kambing, sapi sampai ayam disembelih rasanya gak tegaaaa...aaaa

Leny Puspadewi said...

Arman >> O, gitu ya Man. Syukurlah kalo emg turut bergembira. Kadang masih bergidik juga kalo menyaksikan penyembelihannya.

Niken >> Kalo aku lebih ngerasa agak ngeri ngliat berdarah-darah gitu...