Saturday, September 16, 2006

Ajakanmu, dulu dan sekarang

Kasih,
Ingatkah ketika kau tuliskan berbait kata untukku
Ketika kau merasa kuragu tuk menyambut uluran tanganmu yang mengajakmu menuju tempatmu
karena dirimu berada di tempat gersang dengan panas matahari membakar ubun-ubunmu
Yang menurutmu tanahnya penuh dengan kerikil dan batu sehingga melukai telapak kakimu
Sementara katamu aku berada di taman yang indah tanpa kesedihan di dalamnya
Yang katamu tanahnya dapat dengan mudah dilewati tanpa rintangan yang berarti
Kau tak yakin kumau berbagi suka dan duka yang menyertai hari-harimu
Kau tak yakin kumau memasrahkan hidupku di tempat gersang itu
Bahkan kau tuliskan kuhanya tersenyum atas ajakanmu
Itu lima belas tahun yang lalu

Kasih,
Ingatkah ketika lima tahun kemudian aku berjalan mendekatimu
Kaupun melangkah menghampiriku
Kita berada di antara dua tempat itu, tempat asalku dan tempat asalmu
Dan di sanalah kita bersatu, memadu janji untuk terus bersama mengarungi sedih bahagianya lautan kita berdua
Kita tidak berada di tempat asalmu, tidak pula di tempat asalku
Dan aku bahagia, ketika kau dengan perkasa membusungkan dada
“ku kan melindungimu, ku kan membahagiakanmu…”
Tapi sungguh ku tak tahu jalan apa yang akan kau tempuh tuk memenuhi janjimu itu
Sepuluh tahun yang lalu

Dan sekarang, Kasih…
Ketika kuterhenyak atas kata-katamu di malam itu
Aku memang meragu
Mampukah aku menyambut ajakanmu?
Bisakah aku sekuat dan sebaik dirimu?
Haruskan aku memasuki duniamu, untuk mendapatkan kembali kebersamaan kita seperti dulu?
Entahlah, Kasih…
Tak pernah kubermimpi berada dalam bimbang seperti ini

Bandung, 21 Desember 2005, 11:23
“If you want to join with my team, do as my way”
Maaf, Kasih jika aku belum mampu…

No comments: