Tuesday, December 26, 2006

Kurang Hiburan...?

--- Note: ---

Seminggu ini aktivitas blogwalking dan posting gw terganggu. Koneksi internet di rumah gw sedang bermasalah. Hubungan dengan link internasional dari provider gw down. Jadi yang bisa dikunjungi hanya situs-situs Indonesia seperti Detik.com atau Kompas misalnya. Bahkan untuk masuk ke google dan ke blog gw juga sempat tidak bisa. Baru hari ini berhasil masuk ke blog gw (kemarin yang bisa tampil hanya latar belakangnya saja, gw udah khawatir kejadian beberapa waktu lalu muncul lagi – lihat postingan gw tentang Blog Bermasalah). Sekarang gw sedang berusaha untuk membuka halaman untuk posting. Sudah bisa sampai dashboard tapi belum bisa masuk halaman untuk posting. Rasanya sedih juga ga bisa posting dan blogwalking berkunjung ke blog temen-temen. Pasti ketinggalan berita/cerita nih...:( Apalagi sekarang kan liburan, bakalan banyak cerita (atau pada belum sempet posting karena sibuk liburan?...)

Alhamdulillah…akhirnya bisa masuk ke halaman untuk posting juga. Selamat baca postingan baru (yang agak terlambat ini), temans…

---

Di suatu hari minggu (17 Desember lalu), gw beserta suami dan anak-anak sempat jalan-jalan ke sebuah mall, Istana Plaza (IP). Karena tempatnya lumayan dekat dari rumah, maka IP ini menjadi mall yang paling sering dikunjungi. Walaupun mall ini tidak terlalu besar (dibandingkan dengan misalnya Plaza Senayan apalagi Taman Anggrek di Jakarta), namun cukup representatiflah buat kami. Beberapa tempat: Gramedia, The Taste, Oh La La, dan Jco (serta Game Master buat anak-anak) menjadi tempat favorit kami jika berkunjung ke sana. Sambil membaca buku yang baru dibeli dari Gramedia dan meminum secangkir teh/kopi hangat dan sedikit nyamikan, kami bersantai dari kepenatan (lebih sering kejenuhan) akan rutinitas. Selain itu bisa sepuasnya browsing atau blogwalking karena mall ini menyediakan fasilitas free hotspot. Walaupun menurut beberapa teman (dan kami juga mengakuinya) koneksi internet di sana agak lambat, tapi kami tetap enjoy karena biasanya kami tidak melakukan hal yang urgen.

Ternyata hari itu, IP sedang mengadakan suatu acara untuk anak-anak. Kalau tidak salah Nickelodeon. Yang sempat gw perhatikan acaranya adalah lomba mewarnai (entah Spongebob atau Dora) dan menonton bersama (di layar yang cukup besar) film kartun Nickelodeon (yang waktu itu gw lihat adalah Spongebob). Tempat acara itu berlangsung adalah di koridor lantai dasar (di tengah-tengah mall yang bisa dilihat (hingga) dari lantai teratas/lt 3). Kami sebenarnya tidak tertarik dengan acara itu (anak-anak sudah terlalu besar untuk tertarik dengan Spongebob atau Dora, walaupun yang kecil masih suka menonton filmnya di TV). Tapi karena ketika kami sedang bersantai minum teh di lt 2, kami mengambil tempat duduk tepat di pinggir pagar void; maka sedikit banyak kami jadi bisa melihat ke tempat acara tersebut berlangsung.

Yang mengherankan, acara tersebut menyedot perhatian banyak orang dan anak-anak. Tidak hanya membludak di lantai dasar, tetapi juga di sekeliling pagar void di lantai 1, 2, bahkan 3. Yang gw heran, apa sih sebenarnya yang mereka tonton, karena waktu itu acaranya adalah lomba mewarnai. Masa itu dianggap tontonan menarik, sampai berdesak-desakan orang mencoba melihat lebih jelas. Dan itu bukan karena hanya ingin tahu saja (seperti gw yang sempet ngintip di tempat santai tadi), tapi kebanyakan dari mereka benar-benar terdiam di tempat yang berdesakan tersebut cukup lama. Atau barangkali bagi mereka, acara itu menarik karena sangking banyaknya peserta (membludak mungkin) sampai-sampai sebagian besar peserta kebingungan untuk menaruh kertas gambarnya dimana. Karena di sekeliling mereka (depan, belakang, samping kiri dan kanan) sudah ditempati oleh peserta yang lain yang sama bingungnya. Coba bayangkan, gimana bisa mereka mewarnai dengan baik dalam keadaan seperti itu? Entah seperti apa hasil dari kebanyakan peserta. Tapi mungkin enam orang peserta yang berhasil mewarnai dengan cukup baik sudah cukup. Karena kan biasanya hanya enam orang saja pemenangnya dari sekian banyak peserta (sorry, ga bermaksud sinis, but just kidding…). Keadaan seperti itu membuat kami memutuskan untuk tidak berlama-lama di sana karena keributan dan menjadi tidak nyaman kalau kami ingin berkeliling untuk melihat-lihat beberapa counter, karena ada beberapa tempat yang dilalui dipenuhi orang-orang yang berdesakan untuk menonton acara tersebut.

Dalam perjalanan pulang, sesuatu melintas di pikiran gw: sedemikian langkanya dan dinanti-nantinya kah hiburan gratis seperti itu oleh mereka? Ketika keluar parkir, gw perhatikan masih banyak orang (beserta anak-anaknya) berdatangan dengan menggunakan motor dan angkot, berbasah-basah karena hari sedang hujan. Bahkan tempat parkir motor tidak cukup sehingga antriannya yang cukup panjang menyebabkan kemacetan di tempat keluar-masuk tempat parkir. Tapi begitulah, mereka (seperti kita juga) begitu sayang kepada anak-anaknya sehingga (sekali-sekali) ingin memberikan hiburan bagi anak-anaknya sebagai salah satu perwujudan rasa sayangnya itu. Tapi karena hiburan yang biasa tersedia terlalu mahal buat mereka, maka mereka benar-benar memanfaatkan hiburan gratis seperti itu. Kalau nonton bioskop misalnya mereka kan harus membeli tiketnya, tapi di acara tadi mereka bisa seolah-olah nonton bioskop yaitu menonton film Spongebob di layar yang cukup besar (bukan layar TV). Walaupun kebanyakan harus berdiri dan berdesak-desakan, tapi kan mereka hanya tinggal menyediakan minum (teh kotak atau aqua gelas misalnya) dan sedikit nyamikan (sejenis chiki atau roti misalnya). Lumayan menghemat biaya. Yah, begitulah…sebuah potret yang memperlihatkan sudah sejauhmana ‘pembangunan’ Indonesia (sejauhmana kemampuan masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidupnya).

11 comments:

Anonymous said...

Emang nih... orang sekarang kurang hiburan! mo menghibur diri sendiri aja susah lhow! hidup susah deh pokoknya *halaaa kok jadi curhat!*

eh, akhirnya udah bisa tuh ga perlu login di komen ini! horay!!! hehehe

Unknown said...

Wah...mencari hiburan yang tepat memang sulit mba puspa...
bagi saya jalan-jalan di mall tanpa membeli apa-apa pun bisa menghibur saya lho(walaupun banyak mupeng-nya).
maklum mahasiswa, maunya yang gratis-gratis aja...hehehe...

Zilko said...

hahaha, cari hiburan mgkn ga sulit, tp ya itu, butuh dana, wakakakakaka... :D

Leny Puspadewi said...

Hannie >> Lha blogwalking kan hiburan juga, Han. Kok susah sih?
Udah ga perlu login lg ya...bagus...bagus...akhirnya berhasil juga ngrubah settingnya...:))
Lha, aku kok sekarang musti login lagi ya?? *tampang bingung* Kok brubah2 mulu...


Franova >> Yang gratis-gratis dimanfaatkan boleh-boleh aja, tp kalo harus berjubel ga keruan (yg kliatan cuma kepala orang lain) kan ga seru... eh... kecuali kalo ama 'Yayang'nya kale... ke mana aja, ngapain aja, prasaan asyik terruuss...he..he..

Zilko >> Lha iya, makanya pendapatan masyarakat itu harus bisa meningkat supaya ada dana untuk pos hiburan, dan perekonomian kita makin makmur karena uang berputar dengan lancar...eh...kok jd pelajaran 'Pengantar Ekonomi' gini ya..?? :):)

Anonymous said...

Wah..dibandung banyak Mall yah sekarang ...bisa pilih2 nyari hiburan :)

nah hiburan selanjutannya mo kemana nih???

fareez said...

sebenernya gak juga sih mbak, ada juga kok orang yang bisa terhibur bila diem aja di rumah, kek saya ini, klo jenuh cukup tidur, klo gak ngantuk, biasanya saya nyepi ke tempat "persembunyian" saya.
*kek buronan aja!*
tergantung orangnya, sama tempat tinggal plus kebiasaan sih...

Leny Puspadewi said...

Yanti Wyant >> Sekarang lumayan, nambah terus. Emg jd bisa milih2, ga bosen ke mall itu-itu lagi. Tp bikin macet jalan di sekitar mall itu. Biasa infrastruktur di sekitarnya ga mendukung (ga ikut dibangun).

Fareez >> Ya, kebiasaan (karena tempat jauh atau ga ada fasilitas mendukung ke sana)hiburan bisa dimana aja (termasuk di rumah). Dulu-dulu juga waktu mall belum ada, 'eksplorasi' di sekitar rumah udah bs jadi hiburan *inget jaman kecil dulu*...

Anonymous said...

Waduh...kecian juga...yang mo hiburan/browsing enak2....tp adanya yang agak lambat :-p.. Lari juga ah, takut ditimpuk...:-)

Leny Puspadewi said...

Arman >> Iya nih, se-Indo lagi 'ngadat' koneksi internetnya. Ini bisa konek juga katanya dialihkan, lumayan deh walo agak2 lelet. Ah, jangan ngenye'...*lari ngejar Arman buat nimpuk* ...:):):)

Anonymous said...

Sedih juga ngeliat dunia hiburan anak-anak di indonesia yang udah mulai berbau duit... dulu saya suka puas main kasti atau main bola timpuk yang kudu nyusun batu ceper di lapangan bola deket kompleks maklum jaman segitu mall gak serame sekarang...anak sekarang saya liat lebih demen maen PS ketimbang main gobak sodor misalnya... apalagi yang namanya tanah kosong udah jarang pula..pasti gatel pada ribut mau dibangunin mall kali ye? :p

Leny Puspadewi said...

Niken >> sedih plus kasian ya... Jadinya selain konsumtif juga kurang gerak (jadi kurang sehat atau pada kelebihan lemak...). Anak gw juga sekarang bgitu...:(:(. Tp moga-moga ke depannya bisa brubah, lagi nyoba 'menular'kan suka olahraga sama mereka nih...:):)